–
*)Diwawancarai oleh Amy Haben. Pegiat skena dan kontributor Pleasekillme.com.
–
Citra punk rock generasi pertama yang dimengerti otak remaja saya telah saya temukan pada perpustakaan umum setempat. Dalam sebuah buku, saya menemukan foto yang diambil oleh Bob Gruen saat Sex Pistols sedang memainkan kekonyolan. Di buku foto lainnya, saya menemukan seorang perempuan yang tampak memalukan dengan rambut pirang sarang lebahnya yang eksotis dan ber-make up bulu mata lebar.
Perempuan itu bahkan bukanlah anggota band. Namun dia terlihat lebih keren dari semua musisi. Dia berlalu dengan nama tunggal “Jordan” dan dialah karya seni yang berjalan. Keberaniannya telah memupuk sekalangan individu yang berkesenian untuk berpakaian secara out of the box—sekalipun tidak diterima oleh khalayak.
Sebelum kemunculan Madonna dan Lady Gaga, Jordan sudahlah ada. Mantan penari balet yang terlahir dengan nama Pamela Rooke ini mengambil referensi berpakaian dari kecintaan masa kecilnya; yang sering memakai sepatu balet dan tutus. Seorang badass kelahiran Sussex ini pernah berjalan menyusuri jalanan dengan mengenakan rok plastik tembus pandang tanpa celana dalam. Itulah semacam raungan hening yang mengagetkan para penduduk asli yang sedang kecanduan memakai polyester dan menohok kejijikan kaum konservatif.
Jordan adalah sesosok menakutkan yang duduk di belakang pajangan Toko Sex milik Malcolm McLaren dan Vivienne Westwood di King’s Road, London. Dia tak akan pernah menanyakan kebutuhan para pelanggan dan itu menjadi semacam ujian keberanian bagi para klien yang datang untuk meminta pelayanannya. Sebagian besar pengunjung hanya berani meletakkan barang pilihannya secara diam-diam saat bertransaksi.
Sex Pistols adalah band terkenal yang dimanajeri Malcolm McLaren dan dibentuk di Toko Sex. Sebelumnya, toko itu bernama Let It Rock dan dijual kepada para penggemar new wave era 1950-an yang disebut Teddyboys. Dua tahun kemudian, Vivienne—seorang perancang busana—memutuskan untuk mengubah namanya menjadi Too Fast To Live, Too Young To Die yang diperuntukkan bagi para rocker dengan berisikan banyak pakaian kulit dan rantai. Beberapa tahun setelah itu, namanya berubah lagi menjadi Sex yang saat ini bernama World’s End.
Di depan Sex, tertera bantal huruf “S-E-X” berwarna pink yang terlihat layaknya patung karya Claes Oldenburg. Pakaian karet dan kulit adalah barang dominan. Selain disambangi rocker dan punk, ada juga pecandu skena yang cukup normal di siang hari. Bahkan seorang penyiar berita terkemuka di televisi akan mengedipkan matanya kepada Jordan sebagai kode rahasia untuk menunjukkan bahwa dia mengenakan celana dalam karet di balik jasnya. Toko subversif ini menarik banyak pencuri muda seperti musisi Johnny Thunders; yang ketahuan mencuri dan dikenai cacian oleh seorang pekerja pria. Bianca Jagger; istri Mick Jagger-vokalis Rolling Stones, pun pernah digiring keluar dari toko. Dan, tiada seorang diva pun yang aman!
Jordan seorang ikon feminis. Dia sering menampakkan payudaranya dengan cara apapun yang tidak bermaksud untuk menarik rangsangan seksual melainkan sebagai pernyataannya melawan sensor. Dia berkali-kali kesulitan berkencan karena para laki-laki berpikiran lurus tampaknya terhalangi oleh kecerdasan dan humornya. Perempuan yang tangguh semacam dia memang sangat bisa mengintimidasi.
Dia selalu merasa paling nyaman berada di bar kaum gay dan bahkan pernah memenangkan drag contest saat dia membuat pakaian yang terdiri dari lobster plastik, rumput laut, kerang, kail, dan jaring. Malam itu, ia menjuluki dirinya “The Dyke From The Deep” sebagai karakter campy seorang perempuan biseksual.
Orang-orang yang berdatangan ke Sex pun tak hanya untuk membeli hasil karya Vivienne. Mereka datang untuk mengintip bagaimana keseluruhan diri Jordan sebagai suatu keunikan yang agung. Lemmy; pelopor Motorhead, pernah memperingatkannya untuk menjauhi narkoba; yang menurutnya terasa begitu ironis. Penyanyi yang bernyanyi dengan kecepatan membingungkan dan berbahan bakar alkohol tersebut berusaha menyelamatkan teman mudanya dari cengkeraman heroin. Orang bijak yang keras kepala itu mungkin telah meramalkannya; karena akhirnya Jordan berperang melawan obat-obatan jahat itu.
Jordan mengelola latihan grup Adam & The Ants dan bahkan beberapa kali ia bernyanyi bersama mereka. Sebagai orang yang selalu menarik perhatian, ia menarik perhatian sutradara Derek Jarman yang memerankannya sebagai Amyl Nitrate dalam film “Jubilee” tahun 1978. Film ini mengisahkan Ratu Elizabeth Pertama terlempar ke masa depan dan menyaksikan sebuah kota dalam pembusukan yang dijejali para nihilis tanpa tujuan. The Slits dan juga Siouxsie & The Banshees tampil dalam film yang tata musiknya digarap oleh Brian Eno ini. Sekarang, film ini malah dianggap sebagai film kultus.
Jordan menulis memoar barunya yang berjudul “Defying Gravity” yang debutnya dirilis di Amerika Serikat tahun 2019 ini. Memoar ini dipenuhi kutipan dari Vivienne Westwood, Paul Cook, Derek Jarman, Michael Collins, Sylvain Sylvain, dan banyak lagi. Buku ini mengisahkan semua ledakan konsumsi fashion dan kontrakultur di London era 1970-an. Bacaan ini dirasa wajib bagi penggemar punk dan musti menjadi bacaan wajib juga bagi para pelajar yang menekuni sejarah rock n’ roll dan mode. Saya mengobrol dengannya sebentar di sebuah bangku di London. Bacalah percakapan kami berikut ini.
***
“Saya mempunyai anting-anting yang saya buat dari bulu dan mutiara ini setelah kucing saya menangkap seekor burung jalak di kebun. Saya pergi menemui David Bowie dan saya sampai di depan panggung tempatnya menyanyikan “Ziggy Stardust”. Dia membungkuk dan bertanya apakah dirinya bisa mendapatkan anting-anting saya ini. Lalu saya pun berlalu—sambil menggelengkan kepala,” ujar Jordan sebelum kami berbincang.
Hahaha… Anda menghabiskan terlalu banyak waktu untuk menyerah.
Bertahun-tahun kemudian, tentu saja, saya bertemu David berkali-kali. Tetapi saya tidak pernah mengaku kepadanya bahwa saya adalah perempuan yang anting-antingnya diminta olehnya.
Kamu adalah orang paling keren. Kebanyakan orang akan merobek kemeja dari punggungnya untuk diberikan kepada David. Kalau boleh tahu, di mana awalnya Anda memilih pakaian? Apakah Anda membuatnya atau menemukannya di toko barang bekas?
Kedua-duanya. Saya juga pergi ke toko barang bekas. Di Brighton, ada banyak hal yang sangat bagus pada saat itu yang tidak sebanyak sekarang. Saya dulu seorang pengusung DIY (do it yourself) yang mengacaukan apa yang ada di Brighton. Saya akan menjahit simpul-simpul kecil pada rok tahun 1950-an ini dan saya sering memakai pakaian balet.
Apakah orang tuamu marah pada awalnya?
Ya. Saya biasa berjalan menyusuri jalan setapak di rumah saya sama persis seperti saat saya berjalan menuju Sex di King’s Road. Saya tidak menganggap diri saya berani. Ketika Anda merasa nyaman dan aman dalam melakukan perbuatan Anda, Anda akan merasa diberdayakan—bukan keberanian.
Saya mengerti maksudmu. Dulu, saya pernah mengenakan kostum polkadot Minnie Mouse dengan jala ikan. Sebagai remaja, saya tidak merasa malu karena saya tahu siapa diri saya.
Persis seperti itulah saya.
Berapa usiamu saat mulai bekerja di tokonya Vivienne?
Baru saja 19 tahun. Dan saya mendapat nilai A untuk pelajaran bahasa Inggris dan hukum di sekolah. Suatu penilaian tertinggi yang bisa kita dapatkan.
Apakah kamu seorang bocah supel ataukah pemalu?
Aku antisosial. Saya selalu mengira bahwa orang-orang yang terlibat dengan saya mungkin akan mendapat masalah apabila menjadi teman saya. Saya selalu mendapat masalah karena penampilan saya. Saya selalu diusir dari ruangan padahal saya menjadi pejabat kesiswaan di sekolah.
Kamu berakal tapi mereka selalu ingin menyingkirkanmu bagaimanapun caranya.
Saya sengaja menjabat kepengurusan siswa karena itu memberi saya posisi berkuasa kepada para siswa. Saya bisa membantu mereka tanpa menjadi jahat seperti para guru.
Saya melakukan hal yang sama dengan menjadi staf fotografer buku tahunan. Saya jengah kepada sedikit teman punk saya yang tidak diakui. Kemudian saya memutuskan menjadi orang yang berkuasa. Pada akhir tahun itu, potongan rambut mohawk jadi berlimpah di halaman buku tahunan. Para orang tua mungkin merasa ngeri.
Anda membangkang dengan cara masuk ke dalamnya. Hebatnya, para guru tidak cukup pintar untuk memahami hal itu. Saya dikeluarkan dari sekolah karena penampilan saya. Kemudian para guru datang ke rumah saya karena mereka menginginkan saya kembali tapi mereka meminta saya berubah. Orang tua saya tentu saja berada di pihak mereka. Tapi saya tidak akan berubah.
Apakah ada seragam di sekolah Anda?
Ada keseragaman. Anda tidak bisa memakai sepatu tertentu. Saya punya sepatu hitam bagus berhak tinggi dengan tali. Kemudian, teman saya mengatakan bahwa dia akan melihat saya berjalan ke pertemuan dengan sepatu itu dan dia akan berpikir, “Oh tidak, dia akan mendapat masalah lagi.”
Karena Anda sangat berbeda sejak usia muda, apakah ada tempat bergaul dengan orang-orang sejenis Anda?
Semasa awal remaja, saya nongkrong di semua klub laki-laki & gay di Brighton. Mereka menyukai penampilan saya. Itu membuat Anda lebih toleran terhadap semua orang ketika Anda diterima.
Ada kerangka berpikir yang baik untuk menunjukkan keberadaan saat Anda sepenuhnya diterima. Kami biasa berdansa semalaman. Itu sangat menakjubkan. Anda menyebut diri Anda biseksual, begitu juga saya. Ini sangat membebaskan ketika Anda bisa memiliki persahabatan yang hebat dengan pria gay. Miles terasa memiliki musik yang lebih baik dibandingkan dengan bar-bar normal lainnya.
Apakah pernah ada yang merasa perihatin dengan “Sex” sebagai nama toko kalian?
Sex menempati gedung yang sama dengan Toko World’s End kepunyaan Vivienne saat ini. Kami tidak pernah terganggu oleh siapapun tentang nama itu karena terletak di bagian kota yang lebih pinggiran. Pernahkah kamu ke sana? Jika tidak, saya akan membawamu dan memperkenalkan Anda kepada semua orang.
Oh ya, aku pernah ke World’s End sekali. Ada seorang pekerja perempuan yang sangat lucu dan unik.
Dia adalah Lisa. Seorang yang sangat cantik dengan banyak tato.
Ada salah satu foto saya yang paling terkenal sangat lucu. Foto itu diambil oleh fotografer terkenal; Sheila Rock. Saya sedang berada di luar Toko Sex dan seorang pebisnis dalam foto tersebut berjalan sambil menatap saya seperti berkata, “Apa-apaan ini?”
Hahaha… Saya menyukai foto itu
Itulah momen yang benar-benar baik sepanjang waktu.
Apakah Anda menjadi seorang glam sebelum kancah punk membahana?
Saya sudah melakukannya. Tapi sebelum itu, sudah ada Iggy dan The Velvet Underground. Band-band semacam ini didirikan kembali oleh David Bowie karena dia menggemarinya. Itu menjadi semacam penghargaan yang luar biasa.
Adakah hal lucu yang dikatakan Iggy atau Bowie kepadamu?
Lucunya, saya belum pernah bertemu Iggy. Sungguh mengecewakan. Dia bermain setahun lalu di Hyde Park. Saya bertemu dengan manajer turnya di pesta kebun pribadi dan dia berkata, “Kenapa kamu tidak kembali ke panggung? Iggy akan senang melihatmu!”
Saat selanjutnya, Anda pasti akan kembali.
Oh ya. Itulah kesepakatannya. Bowie adalah pria yang sangat pintar. Saya ingat pernah berfoto bersamanya di Cannes dan Live Aid.
Saya pernah melihat foto Anda bernyanyi.
Saya bernyanyi di panggung dengan Adam Ant. Saya punya satu lagu. Lagu itu merupakan hal yang sangat kuat untuk dinyanyikan di atas panggung dan kemudian membuang mikrofon, lalu pergi.
Saya mengenal Chris Constantinou dari Adam & The Ants.
Oh, dia orang yang menyenangkan. Saya pikir Adam masih berteman dengannya.
Chris berkata tentang bagaimana dia mendapatkan banyak groupies dan The Ants lebih ber-make up dibanding gadis-gadis yang mereka kumpulkan.
Haha!
Apakah Anda yang banyak mengatur gaya mereka saat itu?
Hanya beberapa. Boy George—sebelum dia terkenal—adalah penggemar toko kami. Orang-orang dapat datang dengan banyak uang tetapi mereka tidak harus terlihat bagus dengan pakaian itu. Saya akan berkata kepada mereka, “Kamu pikir kamu akan terlihat seperti apa?”
Hahaha…
Saya akan mengatakan, “Bagaimana kamu akan memakai benda itu?” dan “Bagaimana kamu mengadaptasinya?”
Kemudian beberapa bocah itu akan bepergian jauh tanpa uang dan saya akan memberi mereka t-shirt gratis. Bocah-bocah seperti mereka akan terlihat lebih baik mengenakan baju itu dibanding kebanyakan pelanggan toko. Saya tidak akan pernah berhenti mengurusnya dan selalu berkata, “Ada yang bisa saya bantu?” Orang-orang pun akan datang dan melihatnya.
Saya pastikan kamu sering diminta menjadi model oleh banyak fotografer.
Ya, itulah yang terjadi. Apakah Anda ingat foto pantat Chrissie Hynde, Vivienne Westwood, dan saya? Kami mempunyai tulisan “S-E-X” yang tertulis di pantat kami. Tentu saja, pantatku adalah yang paling besar dari mereka semua! Hahaha…
Oh ya, saya menyukai foto itu.
Chrissie masih menjadi teman baik saya. Dia sangat menekuni ekologi sekarang dan peduli terhadap planet ini.
Saya sangat terinspirasi olehnya. Ia seorang perempuan muda yang datang langsung ke Inggris dan memulai band-nya saat itu. Sungguh menakjubkan.
Dia sosok pemberani. Dia tidak pernah menjawab “tidak”.
Apakah kamu juga berteman dengan Poly Styrene?
Saya sangat berteman baik dengannya!
Saya baru saja mewawancarai anak perempuannya.
Kami mempunyai penerbit yang sama. Sayang sekali Anda tidak akan berada di sini. Kami sedang membaca bersama di British Library.
Siapa yang menjadi kawan paling akrabmu di skena?
Saya kira Adam. Dia benar-benar manis. Kami teman yang sangat baik. Saya memanajerinya dan dia mengirim surat cinta. Saya tidak memiliki perasaan ketika orang-orang menyukai saya. Jadi butuh dua tahun baginya untuk merayu saya. Adam menyukai banyak wanita, jadi saya tidak pernah benar-benar menjadi pacarnya. Kami lebih sebagai friends with benefits. Lalu saya menikah dengan seorang pemain bass.
Saat usia 18 tahun, apakah Anda merasakan hal seperti itu sebagai cinta pandangan pertama dan sebuah hubungan yang ajaib?
Ya, seperti itu.
Pleasekillme.com/5 September 2019
–
[Pengalihbahasa: Taufik Nurhidayat. Skenais arus bawah.]
Wawancara ini disadapalihkan dari Pleasekillme.com demi kepentingan pergulatan skena dan pencerahan wawasan di sekitar para pembaca.