Akulah sejenis candu.
Aku takkan meminta maaf
dengan ini semua.
Membuangku
adalah kesengsaraan.
Membunuhku
hanyalah ketidakmungkinan.
–
Menyerupaiku
adalah kepalsuan
yang dipertontonkan
pada keramaian.
Melukaiku adalah
pembunuhan
atas dirimu sendiri.
–
Dan segala angin
yang menghamburkan benih-benihku
ke segala arah;
merekalah mantra ciptaanku sendiri.
–
Egoku memang begini.
Sejak dulu
memang begini.
–
Maka
memaksaku
adalah perpecahan.
Kepingan-kepingan mantraku
kian memusingkanmu;
membawamu
pada kejemuan
yang terus-menerus
berlari.
–
Jika kamu
tahu jalan
menuju ladangku,
pulanglah.
Ketok pintuku lagi
tak apa.
Sebelum rumah aku pindah:
menemui bunga liar
—yang membangunkanku taman.
Seberang Nusakambangan, November 2018
[Taufik Nurhidayat. Kucingserigala yang tak suka pajak tapi suka sajak.]